Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala
sesuatu yang berada di luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah
perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan dimana lingkungan
tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam internal perusahaan itu sendiri.
Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan
betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain
memperhatikan faktor eksternal.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang
berguna dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan
atas dasar sumber daya dan kapabilitas yang dimilikinya.
Lingkungan internal:
- Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
- Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.
2.2. Analisis Internal (The Internal Assessment )
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami
lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi
secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen
mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan
yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.
Lingkungan Internal, ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu diidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, yang meliputi:
- Relationships among the functional areas of business
- Management
- Marketing
- Finance/Acounting
- Production/operation
- Research and development
- Computer information system
- Human Resources
Disamping faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya organisasi, yang meliputi:
- Menjunjung nilai-nila luhur standar etka moral, ilmu pengetahuan, dan profesi.
- Membantu pengembangan manusai secara optimal, baik dilingkungan pendidikan maupun amsyarakat.
- Mengembangkan ilmu secara bertangung jawab dan berkesinambngan serta menjadikan budaya belajar (learning culture) da peningkatan mutu diri yang berkesinambungan (continuous quality improvement) sebagai falsafah hidup.
- Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan umat manusia tanpa membedakan agama dan suku bangsa.
- Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan harkatnya.
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya
saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan
kondisi internal perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat
dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki.
Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai
nilai yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan
menemukan keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi
inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin,
perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.
Kegiatan utama merupakan aktivitas utama perusahaan, meliputi fungsi :
- Logistik Kedalam. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan, informasi mengenani : Gudang, persediaan atau jadwal pengiriman.
- Operasi. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input produksi menjadi produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan, pengetesan, pengepakan, dan pemeliharaan mesin/peralatan.
- Logistik Keluar. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi produk ke konsumen.
- Pemasaran dan Penjualan. Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat membeli produk, dan mencakup pula kegiatan seperti : periklanan, penjualan, penentuan harga, jalur distribusi, dan promosi.
- Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari produk yang mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan dan pemeliharaan.
Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :
- Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
- Pengembangan Teknologi. Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan proses saja tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
- Manajemen Sumber Daya Manusia. Termasuk didalamnya semua aktivitas perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan penilaian karyawan.
- Infrastruktur Perusahaan. Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan keuangan, pengendalian kualitas, dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan mendukung semua aktivitas rantai nilai, yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing.
Komponen utama untuk mencapai keunggulan bersaing adalah kompetensi inti perusahaan yang mengandalkan asset atau skill. Prahalad menggambarkan
kompetensi inti sebagai akar pendukung sebuah pohon, dahannya adalah
produk inti dan rantainya adalah bisnis. Dengan kompetensi inti yang
merepresentasikan kesatuan asset dan teknologi, perusahaan akan mampu
membentuk nilai optimal bagi konsumen maupun perusahaan, memposisikan
diri secara khas atas pesaing, kemampuan memperluas pasar, dan
antisipasi proaktif terhadap perusahaan.
Langkah 1: Identifikasi faktor-faktor Strategik Intern
Apa saja faktor-faktor strategik itu, dimana dan dari mana berasal,
mana yang perlu dievaluasi secara teliti, karena merupakan kekuatan dan
kelemahan dan sebagai landasan bagi strategi y.a.d.
Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan potensial itu menurut Robinson (1997:238-230), mencakup:
- Pemasaran
- Keuangan dan Akunting
- Produksi, Operasi dan Teknik
- Personalia
- Manajemen Mutu
- Sistem Informasi
- Organisasi dan Manajemen Umum
- Layanan
- Pengembangan Teknologi
- Manajemen Sumberdaya Manusia
- Logistik kedalam
Langkah 2-3 : Evaluasi Faktor-faktor Strategik Intern
- Membandingkan kinerja dengan masa lalu
- Perubahan dalam tahap-tahap evolusi organisaisi/perusahaan
- Perbandingan dengan pesaing
- Perbandingan dengan fakgtor-faktor kunci sukses dalam industri
PEST (Political,
Economic, social, and Technology) merupakan susunan kekuatan lingkungan
yang mempengaruhi aktivitas bisnis.
Analisis PEST membantu seorang manajer perusahaan
maupun pemimpin organisasi untuk menyusun gambaran yang komprehensif dan logis
mengenai lingkungan mereka dari berbagai aspek. Misalnya Scania, sebuah
perusahaan truk multinasional dari Swedia, yang dipengaruhi oleh lingkungan
bisnisnya. Pada gilirannya, hal ini akan mengarahkan bagaimana pengambilan
keputusan strategik dan operasional perusahaan. Beberapa determinan yang
mempengaruhi misalnya aspek desain truk yang harus memenuhi standar Euro dan
efisiensi bahan bakar. Sementara faktor lainnya adalah fluktuasi dalam nilai
kurs Swedia (Krona), yang merupakan di luar kendali perusahaan tersebut.
Untuk tujuan analitis, Pearce dan Robinson (2003)
membagi lingkungan eksternal menjadi tiga kategori yaitu:
1) Lingkungan
terpencil (remote environment),
seperti politik domestik dan global, serta faktor teknologi dan sosial.
2) Lingkungan
industri (environment industry) atau
kekuatan kompetitif.
3) Lingkungan
operasi (operating environment), yang
terdiri atas gabungan grup dari penyedia bahan baku dan konsumen.[1]
Faktor-faktor yang terdapat dalam
lingkungan eksternal antara lain:
a) Faktor
Ekonomi
Faktor
ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian dimana perusahaan berada.
Setiap perusahaan harus mempertimbangkan trend ekonomi pada segmen yang
mempengaruhi industrinya karena pola konsumen dipengaruhi oleh kemakmuran
relatif dari berbagai segmen pasar. Faktor ekonomi yang harus dipantau oleh
manajer adalah kecenderungan konsumsi, tingkat pendapatan bersih, ketersediaan
kredit, tingkat inflasi serta trend pertumbuhan produk nasional bruto.[2]
b) Faktor
Sosial dan Demogafi
Faktor
sosial yang mempengaruhi perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini,
dan gaya hidup masyarakat yang berkembang dari kondisi budaya, ekologi, demografi,
agama, pendidikan, dan etnis. Ketika sikap sosial berubah, permintaan akan
berbagai jenis pakaian, hiburan, makanan dan bukupun berubah. Kekuatan sosial
bersifat dinamis, salah satu perubahan sosial adalah masuknya sejumlah besar
wanita kepasar tenaga kerja.
Faktor
demografi yang penting diperhatikan adalah ukuran populasi, sruktur usia,
distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan. Dalam
menganalisis faktor demografi ini perusahaan harus menganalisis dengan basis
global, bukan hanya dengan basis domestik.[3]
c) Faktor
Politik dan Hukum
Arah
dan stabilitas dari faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan utama bagi
manajer dalam merumuskan struktur perusahaan. Faktor politik menentukan
parameter hukum dan aturan dimana perusahaan harus beroperasi. Faktor politik
yang berpengaruh kepada perusahaan berupa keputusan perdagangan, undang-undang
anti monopoli, pengenaan pajak, penentuan upah minimum, kebijakan polusi,
penetapan harga, dan tindakan lain yang bertujuan untuk melindungi karyawan,
konsumen, masyarakat, dan lingkungan.[4]
d) Faktor
Teknologi
Suatu
perusahaan harus menyadari perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi
bisnisnya. Kemajuan teknologi dapat menciptakan produk baru, perkembangan
produk, serta membuat barang/jasa menjadi cepat usang. Segmen teknologi
meliputi Institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam
menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkan pengetahuan itu ke output,
produk, proses, dan materi-materi baru. Dengan
adanya perubahan teknologi yang begitu cepat, menjadi penting sekali bagi
perusahaan untuk mempelajari segmen teknologi dengan cepat dan menyeluruh.
Pentingnya usaha-usaha itu ditunjukkan dengan penemuan bahwa perusahaan yang
lebih awal mengadopsi teknologi baru sering kali mencapai pangsa pasar yang
lebih tinggi dan menghasilkan laba yang lebih tinggi pula. Jadi, para eksekutif
harus mengverifikasi bahwa perusahaan mereka secara kontinu memindai lingkungan
eksternal untuk mengidentifikasi pengganti potensial dari teknologi yang saat
ini sedang digunakan, juga melihat sejauh mana perusahaan dapat mengambil
manfaat dari teknologi-teknologi baru tersebut.[5]
e) Faktor
Ekologi
Faktor
ekologi merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan dengan makhluk hidup,
udara, tanah dan air yang mendukungnya. Sebagai contoh, aktivis lingkungan
menuntut transportasi yang berwawasan lingkungan dengan mengoperasikan kereta
api dan mengurangi truk besar di jalan raya. Regulasi Euro1, 2, dan 3 berdampak
terhadap pembatasan polusi emisi dan suara, sehingga membutuhkan desain ulang
terhadap mesin dan suku cadang.
f) Faktor
Global
Meliputi
pasar global baru yang relevan, pasar global yang sedang berubah,
peristiwa-peristiwa politik yang penting, dan karakteristik kultural dan
institusional yang menentukan pasar global.
Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan
eksternal yang berkembang semakin keras, kompleks, dan membuat penafsiran
semakin sulit. Untuk menangani data-data lingkungan yang tidak lengkap dan
sering kali ambigu dan untuk meningkatkan pemahaman mereka akan lingkungan
umum, perusahaan melibatkan diri dalam suatu proses yang disebut sebagai
analisis lingkungan eksternal. Proses tersebut yang harus dilakukan secara
kontinu terdiri dari empat aktivitas:
1) Pemindaian
(Scanning)
Pemindaian merupakan
studi terhadap semua segmen dalam lingkungan umum. Melalui pemindaian,
perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensi dalam
lingkungan umum dan mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Ketika
pemindaian, seringkali perusahaan menghadapi data dan informasi yang ambigu,
tidak lengkap, dan tidak ada kaitannya. Pemindaian lingkungan merupakan hal
penting dan menentukan bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam
lingkungan yang tidak stabil. Selain itu, aktivitas pemindaian harus disatukan
dengan konteks organisasi. Suatu sistem pemindaian dirancang untuk lingkungan
yang tidak stabil tidak akan cocok bagi perusahaan yang berada dalam lingkungan
stabil.
2) Pengawasan
(Monitoring)
Ketika analis
pengawasan (monitoring) mengamati
perubahan-perubahan lingkungan untuk melihat apakah suatu trend yang penting
sudah berkembang di antara hal-hal yang diamati dalam pemindaian. Kritikal bagi
pengawasan yang berhasil adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam
peristiwa-peristiwa lingkungan yang berbeda.
3) Peramalan (Forecasting)
Pemindaian dan
pengawasan berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dalam lingkungan umum pada
suatu waktu. Pada peramalan (forecasting),
analis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang mungkin terjadi,
dan seberapa cepat perubahan-perubahan dan trend-trend itu dideteksi melalui
pemindaian dan pengawasan.
4) Penilaian
(Assesing)
Tujuan penilaian (assesing) adalah untuk menentukan waktu
dan signifikansi efek-efek darii perubahan-perubahan dan trend-trend lingkungan
terhadap manajemen strategis suatu perusahaan. Melalui pemindaian, pengawasan, dan oeramalan, serorang analis
dapat memahami lingkungan umum. Selangkah lebih maju, tujuan penilaian adalah
untuk menspesifikasi implikasi pemahaman tersebut pada organisasi. Tanpa
penilaian, perusahaan dibiarkan dengan data-data yang menarik, tapi tidak
diketahui relenvansi kompetitifnya.[6]
Silahkan berkomentar dengan Etika Yang Baik.
Jangan Lampirkan Link aktif.
EmoticonEmoticon