Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan penghindaran, minimalisasi, atau penghapusan risiko yang tidak dapat diterima.Kategori risiko yang bisa ditoleransi bisa dilihat dari besarnya risiko yang dihadapi, biasanya risiko dengan tingkat bahaya yang kecil akan dibiarkan. Namun berbeda dengan hal dengan risiko besar sebagian besar perusahaan akan menghindarinya dan kalaupun tidak dihindari perusahaan harus menyiapkan strategi yang sangat hati-hati.
PROSES MANAJEMEN RISIKO
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi.
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko
Mengukur risiko dan mengevaluasi risiko ini bertujuan untuk memahami karakteristik risiko dengan baik, jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik maka risiko akan mudah dikendalikan dan lebih sistematis dilakukan untuk mengukur risiko tersebut.
3. Pengelolaan Risiko
Setiap perusahaan harus mampu mengelola risiko, risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, yaitu penghindaran,ditahan, diversifikasi, transfer risiko, pengendalian risiko, dan pendanaan risiko.
RISIKO OPERASIONAL
Risiko operasional (operational risk) adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal. Secara umum, risiko operasional terkait dengan sejumlah masalah yang berasal dari kegagalan suatu proses atau prosedur. Risiko operasional juga merupakan risiko yang mempengaruhi semua kegiatan usaha karena merupakan suatu hal yang inherent (tidak dapat dipisahkan) dalam pelaksanaan suatu proses atau aktivitas operasional.
Contoh Manajemen Risiko :
MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA BANK INDONESIA.
Risiko operasional melekat pada semua produk, jasa dan aktivitas bank.Untuk mengembangkan pemahaman risiko operasional yang seragam serta menerapkan manajemen risiko operasional secara efektif, bank perlu memahami konsep sebab, kejadian, dan akibat, sebelum melakukan proses identifikasi, pengukuran dan analisis atas risiko-risiko operasional yang dihadapi.
1. Penyebab Terjadinya Risiko Operasional
Penyebab utama kejadian risiko operasional adalah karena faktor manusia, kegagalan proses internal, kegagalan sistem tekhnologi, dan kejadian eksternal.
Sebagai contoh, kejadian seperti ATM bank tidak berfungsi dapat disebabkan oleh kualitas ATM yang dibeli bank tidak baik, belum jelas siapa yang bertanggung jawab mengisi ATM, kerusakan jaringan dimana ATM menjadi bagian dari sistem, ATM dirusak oleh pihak eksternal dan sebagainya.
2.Kejadian Risiko Operasional
Kejadian adalah sesuatu hal yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Dalam menetapkan suatu kejadian risiko kedalam kategori tipe kejadian, harus didasarkan pada akar permasalahannya atau kategori kejadian yang paling dominan. Bank perlu memetakan setiap kejadian risiko operasional ke dalam tujuh ketegori :
a. Internal Fraud
b. External Fraud
c. Praktik Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja
d. Pelanggan Produk dan Praktik Bisnis
e. Kerugian Atas Aset Fisik
f. Gangguan Bisnis dan Kegagalan Sistem
g. Eksekusi, Pengiriman dan manajemen Proses
3.Dampak Yang Terjadi
Suatu kejadian terkait risiko operasional dapat memberikan berbagai macam dampak kerugian, baik kerugian financial maupun nonfinansial. Dari contoh sebelumnya mengenai ATM yang tidak berfungsi untuk melayani kepentingan nasabah, keadaan ini dapat memberikan dampak reputasi bank menjadi rusak, nasabah memindahkan dana pada bank lain, utilisasi ATM menjadi tidak optimal karena nasabah bank berkurang, dan sebagainya.
4. Pengelolaan Risiko Operasional
Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan bank kepadanasabahnya, bank dituntut untuk mengembangkan stratgei bisnis dengan memanfaakan kemajuan Teknologi Informasi.
Penggunaan TI selain meningkatkan kecepatan dan keakuratan transaksi serta pelayanan kepada nasabah, juga meningkatkan risiko misalnya risiko operasional.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN RISIKO
1. Transparansi
2. Pengukuran yang akurat
3. Informasi berkualitas yang tepat waktu
4. Difersifikasi
5. Indepedensi
6. Pola keputusan yang disiplin sesuai kebijakan
Demikian Ulasan mengenai Manajemen Risiko. Semoga Artikelnya bermanfaat bagi kita semuanya yang membacanya.
Silahkan berkomentar dengan Etika Yang Baik.
Jangan Lampirkan Link aktif.
EmoticonEmoticon